|
ayat
ku
rsAllah, tidak ada yang benar disembah hanya Dia yang Hidup dan Maha Kaya, tidak
pernah ditimpa mengantuk dan tidak pernah tidor, bagin Nya sesuatu yang ada di
langit dan di bumi, tidak ada yag boleh membri syafaat kecuali denga izin Nya.
Ia maha mengetahui segala apa yang terjadi di hadapan mereka dan dibelakang
mereka. Tidaklah mereka meliputi ilmunya sedikit jua kecuali yang dikehendakki
Nya. Lebih luas kerusinya darilangit dam bumi. Tidak susah bagi Nya memelihara
keduanya. Ia maha Tinggi dan maha Besar.
[Allah! There is no god but He, the Living, the Self-subsisting, Eternal. No
slumber can seize Him nor sleep. His are all things in the heavens and on
earth. Who is there can intercede in His presence except as He permitteth? He
knoweth what (appeareth to His creatures as) Before or After or Behind them.
Nor shall they compass aught of His knowledge except as He willeth. His Throne
doth extend over the heavens and the earth, and He feeleth no fatigue in
guarding and preserving them for He is the Most High, the Supreme (in glory).]
Penjelasan:
Ayat Kursi diturunkan pada suatu malam selepas Hijrah. Menurut riwayat, ketika
ayat kursi diturunkan disertai dengan beribu-ribu malaikat sebagai
penghantarnya, kerana kebesaran dan kemuliaannya.
Syaitan dan Iblis menjadi gempar kerana adanya suatu alamat yang menjadi
perintang dalam perjuangan nya.
Rasulallah s.a.w segera memerintah kepada penulis alQuran iaitu Zaid bin Thabit
agar segera menulisnya dan menyebarkannya.
Ada terdapat sembilan puluh lima buah hadis yang menjelaskan fazilat ayat
kursi. Sebabnya ayat ini disebut ayat KURSI kerana di dalam nya terdapat
perkataan KURSI, ertinya tempat duduk yang megah lagi yang mempunyai martabat.
Perlu di ingat, bukan yang di maksudkan dengan KURSI ini tempat duduk tuhan,
tetapi adalah KURSI itu syiar atas kebesaran Tuhan.
Khasiat Ayat Kursi:
Sesiapa yang membaca ayat Kursi dengan istikamah setiap kali selesai sembahyang
fardhu, setiap pagi dan petang, setiap kali masuk kerumah atau kepasar, setiap
kali masuk ke tempat tidur dan musafir, insyaallah akan diamankan dari godaan
syaitan dan kejahatan raja-raja (pemerintah) yang kejam, diselamatkan dari
kejahatan manusia dan kejahatan binatang yang memudharatkan. Terpelihara
dirinya dann keluarganya, anak-anak nya, hartanya, rumahnya dari kecurian,
kebakaran dan kekaraman.
Terdapat keterangan dalam kitab Assarul Mufidah, barang siapa yang mengamalkan
membaca ayat kursi, setiap kali membaca sebanyak 18 kali, inyaallah ia akan
hidup berjiwa tauhid, dibukakan dada dengan berbagai hikmat, dimudahkan
rezekinya, dinaikkan martabatnya, diberikan kepadanya pengaruh sehingga orang
selalu segan kepadanya, diperlihara dari segala bencana dengan izin Allah
s.w.t.
Salah seorang ulama Hindi mendengar dari salah seorang guru besarnya dari Abi
Lababah r.a, membaca ayat Kursi sebanyak anggota sujud (7 kali) setiap hari ada
benteng pertahanan Rasulallah s.a.w.
Syeikh Abul ‘Abas alBunni menerangkan: “Sesiapa membaca ayat Kursi sebanyak
hitungan kata-katanya (50 kali), di tiupkan pada air hujan kemudian diminumnya,
maka inysyaallah tuhan mencerdaskan akalnya dan memudahkan faham pada pelajaran
yang dipelajari.
Sesiapa yang membaca ayat Kursi selepas sembahyang fardhu, Tuhan akan
mengampunkan dosanya. Sesiapa yang membacanya ketika hendak tidur, terpelihara
dari gangguan syaitan, dan sesiapa yang membacanya ketika ia marah, maka akan
hilang rasa marahnya.
Syeikh alBuni menerangkan: Sesiapa yang membaca ayat Kursi sebanyak hitungan
hurufnya (170 huruf), maka insyaallah, Tuhan akan memberi pertolongan dalam
segala hal dan menunaikan segala hajatnya, dam melapangkan fikiranyan,
diluluskan rezekinya, dihilangkan kedukaannya dan diberikan apa yang
dituntutnya.
Barang siapa membaca ayat Kursi ketika hendak tidur, maka Tuhan mewakilkan dua
malaikat yang menjaga selama tidurnya sampai pagi.
Abdurahman bin Auf menerangkan bahawa, ia apabila masuk kerumahnya dibaca ayat
Kursi pada empat penjuru rumahnya dan mengharapkan dengan itu menjadi penjaga
dan pelindung syaitan.
Syeikh Buni menerangkan: sesiapa yang takut terhadap serangan musuh hendaklah
ia membuat garis lingkaran denga nisyarat nafas sambil membaca ayat Kuris.
Kemudian ia masuk bersama jamaahnya kedalam garis lingkaran tersebut menghadap
kearah musuh, sambil membaca ayat Kursi sebayak 50 kali, atau sebanayk 170
kali, insyaallah musuh tidak akan melihatnya dan tidak akan memudharatkannya.
Syeikul Kabir Muhyiddin Ibnul Arabi menerangkan bahawa; sesiapa yang membaca
ayat Kursi sebayak 1000 kali dalam sehari semalam selama 40 hari, maka demi
Allah, demi Rasul, demi alQuran yang mulia, Tuhan akan membukakan baginya
pandangan rohani, dihasilkan yang dimaksud dan diberi pengaruh kepada manusia.
(dari kitab Khawasul Qur’an)
|
1.RUKUN WAJIB IBADAH HAJI…
Haji
Haji (Arab: حج, Ḥaǧǧ) adalah rukun Islam yang kelima setelah syahadat, shalat,
zakat dan puasa. Menunaikan ibadah haji adalah bentuk ritual tahunan yang
dilaksanakan kaum muslim sedunia yang mampu (material, fisik, dan keilmuan)
dengan berkunjung dan melaksanakan beberapa kegiatan di beberapa tempat di Arab
Saudi pada suatu waktu yang dikenal sebagai musim haji (bulan Dzulhijjah). Hal
ini berbeda dengan ibadah umrah yang bisa dilaksanakan sewaktu-waktu.
Kegiatan inti ibadah haji dimulai pada tanggal 8 Dzulhijjah ketika umat Islam
bermalam di Mina, wukuf (berdiam diri) di Padang Arafah pada tanggal 9
Dzulhijjah, dan berakhir setelah melempar jumrah (melempar batu simbolisasi
setan) pada tanggal 10 Dzulhijjah. Masyarakat Indonesia lazim juga menyebut
hari raya Idul Adha sebagai Hari Raya Haji karena bersamaan dengan perayaan
ibadah haji ini.
Definisi
Secara lughawi, haji berarti menyengaja atau menuju dan mengunjungi. Menurut
etimologi bahasa Arab, kata haji mempunyai arti qashd, yakni tujuan, maksud,
dan menyengaja. Menurut istilah syara', haji ialah menuju ke Baitullah dan
tempat-tempat tertentu untuk melaksanakan amalan-amalan ibadah tertentu pula.
Yang dimaksud dengan temat-tempat tertentu dalam definisi diatas, selain Ka'bah
dan Mas'a(tempat sa'i), juga Arafah, Muzdalifah, dan Mina. Yang dimaksud dengan
waktu tertentu ialah bulan-bulan haji yang dimulai dari Syawal sampai sepuluh
hari pertama bulan Dzulhijjah. Adapun amal ibadah tertentu ialah thawaf, sa'i,
wukuf, mazbit di Muzdalifah, melontar jumrah, mabit di Mina, dan lain-lain.
Latar belakang ibadah haji
Orang-orang Arab pada zaman jahiliah telah mengenal ibadah haji ini yang mereka
warisi dari nenek moyang terdahulu dengan melakukan perubahan disana-sini. Akan
tetapi, bentuk umum pelaksanaannya masih tetap ada, seperti thawaf, sa'i,
wukuf, dan melontar jumrah. Hanya saja pelaksanaannya banyak yang tidak sesuai
lagi dengan syariat yang sebenarnya. Untuk itu, Islam datang dan memperbaiki
segi-segi yang salah dan tetap menjalankan apa-apa yang telah sesuai dengan
petunjuk syara' (syariat), sebagaimana yang diatur dalam al-Qur'an dan sunnah
rasul Latar belakang ibadah haji ini juga didasarkan pada ibadah serupa yang
dilaksanakan oleh nabi-nabi dalam agama Islam, terutama nabi Ibrahim (nabinya
agama Tauhid). Ritual thawaf didasarkan pada ibadah serupa yang dilaksanakan
oleh umat-umat sebelum nabi Ibarahim. Ritual sa'i, yakni berlari antara bukit
Shafa dan Marwah (daerah agak tinggi di sekitar Ka'bah yang sudah menjadi satu
kesatuan Masjid Al Haram, Makkah), juga didasarkan untuk mengenang ritual istri
kedua nabi Ibrahim ketika mencari susu untuk anaknya nabi Ismail. Sementara
wukuf di Arafah adalah ritual untuk mengenang tempat bertemunya nabi Adam dan
Siti Hawa di muka bumi, yaitu asal mula dari kelahiran seluruh umat manusia.
Jenis ibadah haji
Ritual haji, rukun Islam yang terakhir.
Setiap jamaah bebas untuk memilih jenis ibadah haji yang ingin
dilaksanakannya.Rasulullah SAW memberi kebebasan dalam hal itu, sebagaimana
terlihat dalam hadis berikut.
Aisyah RA berkata: Kami berangkat beribadah bersama Rasulullah SAW dalam tahun
hajjatul wada. Diantara kami ada yang berihram, untuk haji dan umrah dan ada
pula yang berihram untuk haji. Orang yang berihram untuk umrah ber-tahallul
ketika telah berada di Baitullah. Sedang orang yang berihram untuk haji jika ia
mengumpulkan haji dan umrah. Maka ia tidak melakukan tahallul sampai dengan
selesai dari nahar.
Berikut adalah jenis dan pengertian haji yang dimaksud.
Haji ifrad, berarti menyendiri. Pelaksanaan ibadah haji disebut ifrad bila
sesorang bermaksud menyendirikan, baik menyendirikan haji maupun menyendirikan
umrah. Dalam hal ini, yang didahulukan adalah ibadah haji. Artinya, ketika mengenakan
pakaian ihram di miqat-nya, orang tersebut berniat melaksanakan ibadah haji
dahulu. Apabila ibadah haji sudah selesai, maka orang tersebut mengenakan ihram
kembali untuk melaksanakan umrah.
Haji tamattu', mempunyai arti bersenang-senang atau bersantai-santai dengan
melakukan umrah terlebih dahulu di bulan-bulah haji, lain bertahallul. Kemudian
mengenakan pakaian ihram lagi untuk melaksanakan ibadah haji, ditahun yang
sama. Tamattu' dapat juga berarti melaksanakan ibadah didalam bulan-bulan serta
didalam tahun yang sama, tanpa terlebih dahulu pulang ke negeri asal.
Haji qiran, mengandung arti menggabungkan, menyatukan atau menyekaliguskan.
Yang dimaksud disini adalah menyatukan atau menyekaliguskan berihram untuk
melaksanakan ibadah haji dan umrah. Haji qiran dilakukan dengan tetap
berpakaian ihram sejak miqat makani dan melaksanakan semua rukun dan wajib haji
sampai selesai, meskipun mungkin akan memakan waktu lama. Menurut Abu Hanifah,
melaksanakan haji qiran, berarti melakukan dua thawaf dan dua sa'i.
Kegiatan ibadah haji
Padang Arafah pada musim haji
Rute yang dilalui oleh jamaah dalam ibadah haji
Berikut adalah kegiatan utama dalam ibadah haji berdasarkan urutan waktu:
Sebelum 8 Dzulhijjah, umat Islam dari seluruh dunia mulai berbondong untuk
melaksanakan Tawaf Haji di Masjid Al Haram, Makkah.
- 8 Dzulhijjah, jamaah haji harus bermalam di Mina.
Sebelumnyanya pada pagi 8 Dzulhijjah, semua umat Islam memakai pakaian
Ihram (dua lembar kain tanpa jahitan sebagai pakaian haji), kemudian
berniat haji, dan membaca bacaan Talbiyah. Pagi hari tanggal 8 Dzulhijjah,
jamaah menuju Mina. Malam harinya, semua jamaah haji harus bermalam di
Mina.
- 9 Dzulhijjah, pagi harinya semua jamaah haji pergi ke
Arafah. Kemudian jamaah melaksanakan ibadah Wukuf, yaitu berdiam diri dan
berdoa di padang luas ini hingga Maghrib datang. Ketika malam datang,
jamaah segera menuju dan bermalam Muzdalifah.
- 10 Dzulhijjah, setelah pagi di Muzdalifah, jamaah
segera menuju Mina untuk melaksanakan ibadah Jumrah Aqabah, yaitu melempar
batu sebanyak tujuh kali ke tugu pertama sebagai simbolisasi mengusir
setan. Setelah mencukur rambut atau sebagian rambut, jamaah bisa Tawaf
Haji (menyelesaikan Haji), atau bermalam di Mina dan melaksanakan
jumrah sambungan (Ula dan Wustha).
- 11 Dzulhijjah, melempar jumrah sambungan (Ula) di tugu
pertama, tugu kedua, dan tugu ketiga.
- 12 Dzulhijjah, melempar jumrah sambungan (Ula) di tugu
pertama, tugu kedua, dan tugu ketiga.
- Sebelum pulang ke negara masing-masing, jamaah
melaksanakan Thawaf Wada' (thawaf perpisahan).
Lokasi utama dalam ibadah haji
Makkah Al Mukaromah
Di kota inilah berdiri pusat ibadah umat Islam sedunia, Ka'bah, yang berada di
pusat Masjidil Haram. Dalam ritual haji, Makkah menjadi tempat pembuka dan
penutup ibadah ini ketika jamaah diwajibkan melaksanakan niat dan thawaf haji.
Arafah
Kota di sebelah timur Makkah ini juga dikenal sebagai tempat pusatnya haji,
yiatu tempat wukuf dilaksanakan, yakni pada tanggal 9 Dzulhijjah tiap tahunnya.
Daerah berbentuk padang luas ini adalah tempat berkumpulnya sekitar dua juta
jamaah haji dari seluruh dunia. Di luar musim haji, daerah ini tidak dipakai.
Mina
Tempat berdirinya tugu jumrah, yaitu tempat pelaksanaan kegiatan melontarkan
batu ke tugu jumrah sebagai simbolisasi tindakan nabi Ibrahim ketika mengusir
setan. Dimasing-maising tempat itu berdiri tugu yang digunakan untuk
pelaksanaan: Jumrah Aqabah, Jumrah Ula, dan Jumrah Wustha. Di tempat ini jamaah
juga diwajibkan untuk menginap satu malam.
Muzdalifah
Tempat di dekat Mina dan Arafah, dikenal sebagai tempat jamaah haji
melakukanMabit (Bermalam) dan mengumpulkan bebatuan untuk melaksanakan ibadah
jumrah di Mina.
Madinah
Adalah kota suci kedua umat Islam. Di tempat inilah panutan umat Islam, Nabi
Muhammad SAW dimakamkan di Masjid Nabawi. Tempat ini sebenarnya tidak masuk ke
dalam ritual ibadah haji, namun jamaah haji dari seluruh dunia biasanya
menyempatkan diri berkunjung ke kota yang letaknya kurang lebih 330 km (450
kmmelalui transportasi darat) utara Makkah ini untuk berziarah dan melaksanakan
salat di masjidnya Nabi.
Tempat Bersejarah
Jabal Nur dan Gua Hira
Jabal Nur terletak kurang lebih 6 km di sebelah utara Masjidil Haram. Di
puncaknya terdapat sebuah gua yang dikenal dengan nama Gua Hira. Di gua inilah
Nabi Muhammad saw menerima wahyu yang pertama, yaitu surat Al-'Alaq ayat 1-5.
Jabal Tsur
Jabal Tsur terletak kurang lebih 6 km di sebelah selatan Masjidil Haram. Untuk
mencapai Gua Tsur ini memerlukan perjalanan mendaki selama 1.5 jam. Di gunung
inilah Nabi Muhammad saw dan Abu Bakar As-Siddiq bersembunyi dari kepungan
orang Quraisy ketika hendak hijrah ke Madinah.
Jabal Rahmah
Yaitu tempat bertemunya Nabi Adam as dan Hawa setelah keduanya terpisah saat
turun dari surga. Peristiwa pentingnya adalah tempat turunnya wahyu yang
terakhir pada Nabi Muhammad saw, yaitu surat Al-Maidah ayat 3.
Jabal Uhud
Letaknya kurang lebih 5 km dari pusat kota Madinah. Di bukit inilah terjadi
perang dahsyat antara kaum muslimin melawan kaum musyrikin Mekah. Dalam
pertempuran tersebut gugur 70 orang syuhada di antaranya Hamzah bin Abdul
Muthalib, paman Nabi Muhammad saw. Kecintaan Rasulullah saw pada para syuhada
Uhud, membuat beliau selalu menziarahinya hampir setiap tahun. Untuk itu, Jabal
Uhud menjadi salah satu tempat penting untuk diziarahi.
Makam Baqi'
Baqi' adalah tanah kuburan untuk penduduk sejak zaman jahiliyah sampai
sekarang. Jamaah haji yang meninggal di Madinah dimakamkan di Baqi', letaknya
di sebelah timur dari Masjid Nabawi. Di sinilah makam Utsman bin Affan ra, para
istri Nabi, putra dan putrinya, dan para sahabat dimakamkan. Ada banyak
perbedaan makam seperti di tanah suci ini dengan makam yang ada di Indonesia,
terutama dalam hal peletakan batu nisan lihat Hikmah Ziarah ke Makam Baqi'
Masjid Qiblatain
Pada masa permulaan Islam, kaum muslimin melakukan shalat dengan menghadap
kiblat ke arah Baitul Maqdis di Yerussalem, Palestina. Pada tahun ke-2 H bulan
Rajab pada saat Nabi Muhammad saw melakukan shalat Zuhur di masjid ini,
tiba-tiba turun wahyu surat Al-Baqarah ayat 144 yang memerintahkan agar kiblat
shalat diubah ke arah Kabah Masjidil Haram, Mekah. Dengan terjadinya peristiwa
tersebut maka akhirnya masjid ini diberi nama Masjid Qiblatain yang berarti
masjid berkiblat dua.
Semoga Kami Segera
memenuhi Panggilah Allah SWT [Haji ], aamiin ….!
Hazrat Abdul Malik bin ‘Umair rah. meriwayatkan secara
mursal bahawa Rasulallah (s.a.w) bersabda, “Dalam surah al-Fatihah terdapat
penawar untuk segala penyakit.” (Hadis riwayat Darimi dan Baihaqi)
PENJELASAN LANJUT
Rasulallah (saw) bersabda, “Aku ingin memberitahu kamu satu surah yang paling
afdal dalam al-Quran. Surah itu adalah surah al-Hamd (al-Fatihah) yang
mempunyai tujuh ayat. Ayat-ayat ini adalah Saba’ Mathani dan dan mewakili
seluruh al-Quran yang agung.”
Telah di riwayatkan dari setengah ahli sufi bahawa segala yang terkandung dalam
kitab Allah yang terdahulu terdapat dalam al-Quran dan segala kandungan
al-Quran terdapat dalam dalam surah al-Fatihah dan apa-apa yang terkandung
dalam surah al-Fatihah terapat dalam “Bismillah” dan apa-apa yang terdapat
dalam “Bismillah” terapat dalam huruf “ba”.
Terdapat juga dalam kitab tafsir menerangkan bahawa huruf “ba” bertugas sebagai
penemu, yakni huruf “ba” memutuskan segala hubungan sesaorang hamba dengan
segala perkara yang lain dan menemukan dengan Allah.
Sebahagian ulamak berpendapat bahawa apa-apa yang terdapat dalam huruf “ba”
terkandung dalam titik pada “ba” itu, yakni titik wahdaniah. Dalam istilah ilmu
tasauf, titik wahdaniah bermaksud sesuatu yang tidak boleh dibahagi-bahagi
lagi.
Setengah ulamak menukilkan, ayat “Iya kanaq budu yaiya kanasta’in” , terkandung
segala hajat dunia dan ugama.
Rasullah (saw) pernah bersabda melalui satu hadis, “Demi Zat yang nyawaku dalam
genggamanNya, satu surah yang seumpama ini tidak pernah diturunkan samaada
dalam Taurat, Injil, Zabur atau bahagian yang lain dalam al-Quran.”
Membaca surah al-Fatihah dengan penuh keyakinan akan dapat menyembuhkan segala
penyakit rohani atau jasmani, penyakit zahir atau penyakit batin.
Al-Fatihah yang ditulis dan dijadikan tangkal dan juga menjilat al-Fatihah yang
ditulis berfaedah untuk mengubat penyakit.
Terdapat dalam kitab-kitab hadis yang sahih bahawa para sahabat nabi pernah
membaca surah al-Fatihah dan menghembus ke atas orang yang di patuk ular atau
disengat kala jengking, orang yang terkena sawan dan orang gila. Rasullah (saw)
sendiri mengharuskan perbuatan ini.
Dalam satu riwayat, Rasullah (saw) pernah membaca surah al-Fatihah lalu
menghembuskan kepada Hazrat Saib bin Yazid (r.a) dan baginda membaca dan
menyapu air liur pada tempat yang sakit itu.
Dalam hadis yang lain pula, bahawa sesiapa yang berbaring dengan niat untuk
tidur dan membaca al-Fatihah serta surah al-Ikhlas kemudian menghembus keatas
dirinya sendiri maka dia akan dijauhkan dari segala bahaya melainkan maut.
Pahala memabaca surah al-Fatihah menyamai pahala membaca dua pertiga al-Quran.
Rasulallah (saw) pernah bersabda, “Aku telah mendapat empat perkara dari
khazanah khas dari ‘Arash. Tiada sesiapa pun yang mendapat apa-apa perkara lain
dari khazanah tersebut. Pertamanya adalah surah al-Fatihah, keduanya ayat
Kursi, ketiganya ayat akhir dari surah al-Baqarah dan keempat surah
al-Kauthar.”
Hazrat Hassan Basri (rah) meriwayatkan satu sabdaan Nabi (saw) yang berbunyi,
“Seorang yang membaca surah al-Fatihah seumpama seorang yang membaca kitab
Taurat, Injil, Zabur dan al-Quran yang mulia.”
Diriwayatkan dalam sebuah hadis bahawa Iblis meraung-raung sambil melumurkan
seluruh kepalanya dengan debu apabila berlaku empat peristiwa; pertama apabila
dia dilaknat, kedua apabila dia di kelurkan dari syurga ke dunia, ketiga
apabila Nabi Mohammad (saw) dianugerahkan dengan kenabian dan kekempat apabila
surah al-Fatihah diturunkan.
Pada suatu ketika ada seorang datang kepada Hazrat Sya’abi (rah) mengadu
tentang buah pinggangnya yang sakit. Hazrat Sya’abi menasihatkannya supaya
membaca ‘Asasul-Quran’ kemudian menghembus kepada tempat yang sakit. Apabila
ditanya apakah ‘Asasul-Quran’, Hazrat Sya’abi menjawab, “Surah al-Fatihah.”
Antara amalan para masyaikh yang mujarab ialah surah al-Fatihah. Surah ini juga
sebagai Ismul A’zam yang sepatutnya dibaca tujuan memohon apa-apa hajat.
Didalam kitab Sahih Muslim terdapat satu Hadis yang diriwayatkan oleh dari
Hazrat Abdullah bin Abas (r.a) bahawa pada suatu ketika Rasulallah (saw) sedang
duduk bersama kami. Baginda (saw) bersabda, “Dilangit telah dibuka satu pintu
yang belum pernah dibuka sebelum ini, dan dari pintu tersebut turun satu
malaikat yang pernah diturunkan sebelum ini. Malaikat itu berkata kepada ku,
“Terimalah satu berita gembira dengan dua nur yang belum pernah diberikan
kepada sesiapa pun sebelum ini, pertama adalah surah al-Fatihah dan kedua
adalah tiga ayat trakhir dari surah al-Baqarah.
Subhanallah….!
1. Niat ikhlas karena Allah
Allah SWT berfirman, "Padahal mereka tidak diperintah, kecuali supaya
beribadah kepada Allah dengan memurnikan keta’atan kepada-Nya dalam
(menjalankan) agama-Nya dengan lurus." (Al-Bayyinah:5).
Dan sabda Nabi saw, "Sesungguhnya segala amal perbuatan bergantung pada
niatnya.” (teks hadits dan takhirijnya sudah termaktub dalam pembahasan
syarat-syarat sahnya wudhu’).
2. Wuquf di ’Arafah.
Berdasarkan sabda Rasulullah saw. , ”Haji adalah ’Arafah (Wukuf).” (Shahih:
Shahih Ibnu Majah no:2441, Tirmidzi II:188 no:890, Nasa’i V:264, Ibnu Majah II:
1003 no:3015. dan ’Aunul Ma’bud V:425 no:1933).
Dari ’Uwah ath-Thai r.a. bertutur, Aku pernah datang menemui Nabi saw. di
Musdalifah sewaktu beliau pergi untuk shalat, lalu aku berkata, ”Ya Rasulullah,
sejatinya aku datang dari dua gunung Thai; sangat letih untukku dan telah wuquf
disana, lalu apakah ibadah haji saya sah?” Maka jawab Rasulullah saw.,
”Barangsiapa yang mengikuti shalat kami ini dan wuquf bersama kami hingga kami
bertolak (dari sini) dan sebelumnya telah wuquf di ’Arafah pada siang atau
malam hari, maka sempurnalah ibadah hajinya dan hilanglah kotorannya (Artinya
dia telah melaksanakan apa yang menjadi kewajibannya berupa manasik, pent.)”
(Shahih: Shahih Ibnu Majah no: 2442, Tirmidzi II: 188 no:892, ’Aunul Ma’bud
V:427 no:1934, dan Ibnu Majah II: 1004 no.3016 serta Nasa’i no:263).
3. Mabit di Muzdalifah hingga terbit matahari dan shalat shubuh di sana.
Sebagaimana yang termaktub dalam hadits di atas:
“Barangsiapa yang mengikuti shalat kami dan wuquf bersama kami hingga kami
bertolak (dari sini menuju Mina), dan sebelumnya telah wuquf di ‘Arafah pada
siang atau malam hari maka sempurnalah ibadah hajinya dan hilanglah
kotorannya.”
4. Melakukan Thawaf Ifadhah.
Allah SWT berfirman, “Dan hendaklah mereka melakukan thawaf di sekeliling rumah
yang mulia (Baitullah).” (Al-Hajj :29).
Dari Aisyah r.a. bertutur, Shafiyah binti Huyay datang bulan setelah sebelumnya
saya informasikan kepada Rasulullah saw, maka beliau bertanya, apakah ia
menyebabkan kita tertahan atau terhalang dalam perjalanan kita sekarang ini
(dengan sebab tidak dapat mengerjakan thawaf ifadhah karena halnya itu,
pent.)?” Saya jawab, “Ya Rasulullah, bahwa Shafiyah sudah mengerjakan thawaf
ifadhah dan sudah thawaf di sekeliling Baitullah, kemudian setelah melakukan
thawaf ifadhah ia haidh.” Maka sabda Beliau, “Kalau begitu hendaklah dia keluar
[pulang bersama kami]!” (Muttafaqun ’alaih: Fathul Bari III:567 no:1733, Muslim
II:964 no:1211, ’Aunul Ma’bud V:486 no:1987, Nasa’i I:194, Tirmidzi II:210
no:949 dan Ibnu Majah II: 1021 no:30725).
Jadi, sabda Nabi saw., “Apakah ia menyebabkan kita tertahan, ini menunjukkan
bahwa thawaf ifadhah merupakan suatu kemestian yang harus dilaksanakan, dan ia
menjadi penghalang dan penahan bagi orang yang belum mengerjakkannya.
5. Melakukan sa’i antara Shawaf dan Marwah, karena Rasulullah saw.
melakukannya, bahkan beliau juga memerintahkannya:
“Bersa’ilah; karena sesungguhnya Allah telah mewajibkan atas kalian melakukan
sa’i." (Shahih: Irwa-ul Ghalil no:1072, al-Fathur Rabbani XII: 72 no:277
dam
Sumber: Diadaptasi dari 'Abdul 'Azhim bin Badawi al-Khalafi, Al-Wajiz Fi Fiqhis
Sunnah Wal Kitabil 'Aziz, atau Al-Wajiz Ensiklopedi Fikih Islam dalam Al-Qur'an
dan As-Sunnah Ash-Shahihah, terj. Ma'ruf Abdul Jalil (Pustaka As-Sunnah), hlm.
489 -- 4
....God Give Me Chance To Come at Your House....Aamiin !
Nabi s.a.w. telah bersabda:
"Yang sangat aku takuti atas kamu adalah syirik kecil". Sahabat
bertanya: "Ya Rasulullah apakah syirik kecil itu." Jawab baginda:
"Riya'. Pada hari pembalasan kelak Allah berkata kepada mereka; pergi lah
kamu kepada orang-orang yang dahulu kamu beramal kerana mereka di dunia,
lihatlah disana kalau-kalau kamu mendapat kebaikkan dari mereka."
Riya' adalah beramal untuk dilihat orang, dipuji. Abu Lais berkata:
Dikatakan kepada mereka sedemikian itu kerana amal perbuatan mereka ketika
didunia secara tipuan, maka dibalas demikian.
Allah membalas tipuan mereka itu dengan membatalkan semua amal perbuatan mereka
itu. Kerana mereka dahulu tidak beramal untuk Allah, tiap amal yang tidak
dikerjakan ikhlas untuk Allah tidak sampai kepadaNya.
Abu Lais meriwayatkan dengan sanadnya dari Abu Hurairah r.a., Nabi s.a.w
bersabda: Allah telah berfirman:
"Aku yang terkaya dari semua sekutu. Aku tidak berhajat dari segala
amal yang di persekutukan kepada lain dari Ku, maka aku lepas bebas dari amal
itu."
Hadis ini sebagai dalil bahawa Allah tidak menerima amal kecuali yang ikhlas
melulu kepadaNya. Maka jika tidak ikhlas tidak diterima dan tidak ada pahalanya
bahkan tempatnya tetap dalam neraka jahannam.
Tersebuat dalam surah al-Isyrak:
Sesiapa yang ingin kan dunia
dengan amalnya, kami berikan kepadanya dari kekayaan dunia dan bagi sesiapa
yang kami kehendakki kebinasaan nya, kemudian kami masukkan dia kedalam neraka
jahanam sebagai seorang terhina dan terusir jauh dari rahmat Allah. Dan sesiapa
yang inginkan akhirat dan berusaha dengan sungguh dan ikhlas dan disertai iman,
maka usaha amal mereka itulah yang terpji.
Dari ayat ini nyatalah bahawa yang beramal kerana Allah maka akan diterima
sedangkan yang beramal tidak kerana Allah taidak akan diterima dan hanya
mendapat laelah dan susah semata-mata.
Dari Abu Hurairah r.a., Nabi s.a.w bersabda:
Ada kalanya orang yang berpuasa tidak mendapat apa-apa dari puasanya
kecuali lapar dan dahaga, dan ada kalanya orang yang bangun malam tidak
mendapar apa-apa dari ibadatnya kecuali mengantuk, yakni tidak mendapat pahala
dari amalnya.
Orang yang beramal dengan Riya' dan Sumaah itu bagaikan seorang yang keluar
kepasar dengan mengisi dompetnya dengan batu, semua orang berasa kagum dan
berkata: alangkah penuhnya dompet wang orang itu. Tetapi sama sekali tidak
berguna bagi orang itu kerana tidak dapat dibelanjakan wang itu, hanya
semata-mata mendapat pujian orang. Demikina jugalah orang yang beramal denga
Riya' dan Sumaah tidak tidak ada pahalanya di akhirat sebagaimana firman Allah
dalam surah al-Furqan ayat 23:
Dan kami periksa semua amal perbuatan mereka lalu kami jadikan debu yang
berhamburan.
Seorang datang kepada Nabi s.a.w dan berkata: "Ya Rasulullah aku
bersedekah dengan mengharap keridhoaan dari Allah dan ingin juga disebut
kebaikkan aku", maka turunlah ayat 111 surah al-Kahfi:
Maka sesiapa yang berharap akan bertemu tuhannya, maka hendaklah berbuat amal
yang baik dan janganlah mempersekutukan Allah dalam semua ibadatnya.
Sesiapa yang takut tetapi tidak berhati-hati maka tidak berguna takut itu.
Seperti berkata: Aku takut siksa Allah tetapi tidak hati-hati dari dosa, maka
tidak berguna takutnya itu.
Sesiapa yang berharap tetapi tidak beramal maka sia-sia harapnya itu. Sesiapa
yang niat tapi tidak dilaksanakan, tiak berguna niatnya itu. Sesiapa yang
berdoa tanpa usaha, maka sia-sia doanya itu. Sesiapa yang ishtigfar tanpa
menyesal, maka tidak berguna ish tigfarnya itu. Sesiapa yang beramal tanpa
ikhlas makan sia-sia amalnya itu.
Akan keluar pada akhir zaman satu kaum yangmencari agama dengan menjual agama,
memakai pakaian bulu, lidah mereka lebih manis dari madu, sedangkan hati mereka
bagaikan serigala.
Abdullah alMubarak meriwayatkan dari AbuBakar bin Maryam dari Dhomirah dari Abi
Habib; Rasulullah s.a.w bersabda:
Ada kalanya malaikat membawa amal seorang hamba dan mereka anggap banyak dan
mereka menyanjungnya sehingga sampai ke hazrat Allah, lalu Allah berfirman
kepada mereka: Kamu hanya mencatat amal hamba Ku sedangkan Aku mengawasi isi
dan niat hatinya, hamba Ku ini tidak ikhlas kepada Ku dalam amalnya maka
campakkanlah ia kedalam sijjin.
Dan ada kalanya membawa naik amal hamba yang meraka anggap sedikit dan kecil
sehingga sampai kepada Allah, maka Allah berfirman kepada Malaikat: Kamu hanya
mencatat amal hamba Ku sedangkan Aku mengawasi isi dan niat hatinya, orang
iniamat khlas dalam amal perbuatannya kepada Ku, catatlah amalnya dalam
illiyin.
Amal yang sedikit tapi Ikhlas lebih baik dari amal yang banyak tapi tidak
ikhlas.
Dari Abu Hurairah r.a., Rasulullah s.a.w bersabda: Apabila hari Khiamat
maka Allah akan menghukum diantara para makhluk dan semua umat bertekuk lutut.
Yang pertama akan dipanggil ialah orang yang pandai alQur'an, orang yang
mati fisabilillah dan orang kaya.
Maka Allah bertanya kepada orang yang pandai alQur'an: Tidak kah Aku
telah mengajarkan kepada mu atas apa yang Aku turunkan kepada utusanku.
Jawab orang itu: Benar Tuhan ku.
Firman Allah: Lalu apakah yang telah kamu lakukan atas apa yang kamu
ketahui itu.
Jawabnya: Aku telah mempelajarinya di waktu malam dan mengamalkannya di
waktu siang.
Firman Allah: Dusta kau.
Malaikat juga berkata: Dusta kau, sebenarnya engkau hanya ingin di gelar
qari dan ahli dalam alQur'an, dan sudah disebut sedemikian itu.
Lalu dipanggil orang kaya dan ditanya: Apa yang engkau telah perbuatkan
terhadap harta yang telah Aku kurniakan itu?
Jawabnya: Aku telah mengunakannya untuk membantu sanak saudara dan
bersedekah.
Firman Allah: Dusta kau
Para Malaikat juga berkata: Dusta kau, kau berbuat begitu hanya ingin
disebut sebagai dermawan, dan sudah terkenal demikina itu.
Lalu dihadapkan orang yang mati syahid berjihad fisabilillah, ditanya:
Kenapa kamu terbunuh?
Jawabnya: Aku telah berperang untuk menegakkan agama Mu sehingga aku
terbunuh.
Allah berfirman: Dusta engkau.
Malaikat juga berkata: Dusta engkau, engkau hanya ingin disebut pahlawan
yang gagah berani dan sudah disebut demikian itu.
Kemudian Nabi s.a.w memukul paha ku sambil bersabda: HaiAbu Hurairah,
ketiga-tiga orang itu lah yang pertama di bakar didalam api neraka pada hari
khiamat.
Orang yang ikhlas adalah orang yang menyembunyikan amal kebaikkannya
sebagaimana menyembunyikan kejahatannya. Puncak IKHLAS adalah tidak ingin
kepada pujian orang.
Zunnun alMishri ketika ditanya: Bilakah orang diketahui bahawa ia masuk dalam
pilihan Allah? Jawabnya: Jika telah meninggalkan isytirehat, dapat memberi apa
yang ada, tidak inginkan kedudukkan dan didak mengharapkan pujian dan cacian
orang (yakni dipuji tidak merasa bangga dan dicela tidak merasa gundah).
...God, GuideMe to One of succeed Man not only in the World but also upto Heaven, Aamiin...!
Abul Laith Assamarqandi meriwayatkan dengan sanadnya dari
Zaid bin Maisarah berkata: Allah terlah berfirman: Aku tidak menerima perkataan
sesaorang hakim, tetapi aku melihat tujuan dan niatnya kepada Ku, maka aku
jadikan diamnya untuk berfikir dan bicaranya sebagai zikir meski pun ia tidak
berkata-kata.
Aun bin Abdullah berkata: Dahulu orang-orang soleh menulis surat kepada
sahabatnya tiga kalimat;
- Siapa yang beramal untuk akhirat, maka Allah mencukupi
segala urusan dunianya.
- Dan siapa yang memperbaikki niatnya, maka Allah akan
memperbaikki zahirnya.
- Dan sesiapa yang memperbaikki hubungannya dengan Allah,
maka allah akan memperbaikki hubungannya dengan sesama manusia.
Nabi s.a.w bersabda: “Niat sesaorang mukmin lebih baik dari amal
perbuatannya”
Oleh sebab itu, niat itu mendapat pahala tanpa amal, sedangkan amal tanpa niat
tidak ada pahalanya.
Nabi s.a.w bersabda: ” Seorang hamba dihadapkan pada hari khiamat membawa
hasanah sebesar bukit, lalu ada seruan; Siapa yang pernah di iniaya oleh Fulan
boleh datang untuk dibayar. Maka datanglah beberapa orang lalu mengambil
bahagiannya sehingga tiada tinggal satu pun dari hasanah yang banyak itu,
sehingga hamba itu menjadi bingung, lalu tuhan berkata kepadanya: Untuk mu ada
simpanan pada Ku yang tidak Aku perlihatkan kepada malaikat atau seorang pun
dari makhluk Ku, lalu ia bertanya: Apakah itu. Jawab tuhan: Ia itu NIAT mu,
yang kau selalu niat akan berbuat kebaikkan, Aku tulis untuk mu berlipat ganda,
tujuh puluh lipat ganda.”
Seorang ‘abid Bani Israel, ketika berjalan melihat anak bukit, lalu ia ingin,
andaikan bukit itu menjadi tepung, maka akan diberinya makan kepada Bani Israel
yang sedang menderita kelaparan. Maka Allah menurunkan wahyu kepada Nabi ketika
itu: Katakanlah kepada ‘abid itu bahawa Allah berfirman; Telah Aku tetapkan
bagimu pahala sekiranya bukit itu menjadi tepung dah kamu sedekahkanya.
Juga ada riwayat:
Akan dihadapkan pada hari kiamat seorang hamba, lalu ia meihat dalam suratan
amalnya ada haji, umrah, jihad, zakat dan sedekah, maka ia berkata dalam
hatinya; dari mana semua itu padahal aku tidak berbuat semua itu, mungkin ini
bukan suratan amalku. Maka Allah berfirman; Bacalah itu suratan mu, semasa
hidupmu dulu sering berkata, andainya aku mempunya harta nescaya aku jihad. Aku
mengetahui akan niatmu itu, maka Aku beri pada mu pahala semua itu.
Abu Hurairah r.a. berkata; Nabi s.a.w bersabda: “Sesungguhnya Allah tidak
melihat rupa mu, dahn tidak melihat harta mu, dan tidak melihat keadaan mu,
tetapi melihat amal dan hati mu.
Mahfum ayat:
Allah, tidak ada yang benar disembah hanya Dia yang Hidup dan Maha Kaya, tidak
pernah ditimpa mengantuk dan tidak pernah tidor, bagin Nya sesuatu yang ada di
langit dan di bumi, tidak ada yag boleh membri syafaat kecuali denga izin Nya.
Ia maha mengetahui segala apa yang terjadi di hadapan mereka dan dibelakang
mereka. Tidaklah mereka meliputi ilmunya sedikit jua kecuali yang dikehendakki
Nya. Lebih luas kerusinya darilangit dam bumi. Tidak susah bagi Nya memelihara
keduanya. Ia maha Tinggi dan maha Besar.
[Allah! There is no god but He, the Living, the Self-subsisting, Eternal. No
slumber can seize Him nor sleep. His are all things in the heavens and on
earth. Who is there can intercede in His presence except as He permitteth? He
knoweth what (appeareth to His creatures as) Before or After or Behind them.
Nor shall they compass aught of His knowledge except as He willeth. His Throne
doth extend over the heavens and the earth, and He feeleth no fatigue in
guarding and preserving them for He is the Most High, the Supreme (in glory).]
Penjelasan:
Ayat Kursi diturunkan pada suatu malam selepas Hijrah. Menurut riwayat, ketika
ayat kursi diturunkan disertai dengan beribu-ribu malaikat sebagai
penghantarnya, kerana kebesaran dan kemuliaannya.
Syaitan dan Iblis menjadi gempar kerana adanya suatu alamat yang menjadi
perintang dalam perjuangan nya.
Rasulallah s.a.w segera memerintah kepada penulis alQuran iaitu Zaid bin Thabit
agar segera menulisnya dan menyebarkannya.
Ada terdapat sembilan puluh lima buah hadis yang menjelaskan fazilat ayat
kursi. Sebabnya ayat ini disebut ayat KURSI kerana di dalam nya terdapat
perkataan KURSI, ertinya tempat duduk yang megah lagi yang mempunyai martabat.
Perlu di ingat, bukan yang di maksudkan dengan KURSI ini tempat duduk tuhan,
tetapi adalah KURSI itu syiar atas kebesaran Tuhan.
Khasiat Ayat Kursi:
Sesiapa yang membaca ayat Kursi dengan istikamah setiap kali selesai sembahyang
fardhu, setiap pagi dan petang, setiap kali masuk kerumah atau kepasar, setiap
kali masuk ke tempat tidur dan musafir, insyaallah akan diamankan dari godaan
syaitan dan kejahatan raja-raja (pemerintah) yang kejam, diselamatkan dari
kejahatan manusia dan kejahatan binatang yang memudharatkan. Terpelihara
dirinya dann keluarganya, anak-anak nya, hartanya, rumahnya dari kecurian,
kebakaran dan kekaraman.
Terdapat keterangan dalam kitab Assarul Mufidah, barang siapa yang mengamalkan
membaca ayat kursi, setiap kali membaca sebanyak 18 kali, inyaallah ia akan
hidup berjiwa tauhid, dibukakan dada dengan berbagai hikmat, dimudahkan
rezekinya, dinaikkan martabatnya, diberikan kepadanya pengaruh sehingga orang
selalu segan kepadanya, diperlihara dari segala bencana dengan izin Allah
s.w.t.
Salah seorang ulama Hindi mendengar dari salah seorang guru besarnya dari Abi
Lababah r.a, membaca ayat Kursi sebanyak anggota sujud (7 kali) setiap hari ada
benteng pertahanan Rasulallah s.a.w.
Syeikh Abul ‘Abas alBunni menerangkan: “Sesiapa membaca ayat Kursi sebanyak
hitungan kata-katanya (50 kali), di tiupkan pada air hujan kemudian diminumnya,
maka inysyaallah tuhan mencerdaskan akalnya dan memudahkan faham pada pelajaran
yang dipelajari.
Sesiapa yang membaca ayat Kursi selepas sembahyang fardhu, Tuhan akan
mengampunkan dosanya. Sesiapa yang membacanya ketika hendak tidur, terpelihara
dari gangguan syaitan, dan sesiapa yang membacanya ketika ia marah, maka akan
hilang rasa marahnya.
Syeikh alBuni menerangkan: Sesiapa yang membaca ayat Kursi sebanyak hitungan
hurufnya (170 huruf), maka insyaallah, Tuhan akan memberi pertolongan dalam
segala hal dan menunaikan segala hajatnya, dam melapangkan fikiranyan,
diluluskan rezekinya, dihilangkan kedukaannya dan diberikan apa yang
dituntutnya.
Barang siapa membaca ayat Kursi ketika hendak tidur, maka Tuhan mewakilkan dua
malaikat yang menjaga selama tidurnya sampai pagi.
Abdurahman bin Auf menerangkan bahawa, ia apabila masuk kerumahnya dibaca ayat
Kursi pada empat penjuru rumahnya dan mengharapkan dengan itu menjadi penjaga
dan pelindung syaitan.
Syeikh Buni menerangkan: sesiapa yang takut terhadap serangan musuh hendaklah
ia membuat garis lingkaran denga nisyarat nafas sambil membaca ayat Kuris.
Kemudian ia masuk bersama jamaahnya kedalam garis lingkaran tersebut menghadap
kearah musuh, sambil membaca ayat Kursi sebayak 50 kali, atau sebanayk 170
kali, insyaallah musuh tidak akan melihatnya dan tidak akan memudharatkannya.
Syeikul Kabir Muhyiddin Ibnul Arabi menerangkan bahawa; sesiapa yang membaca
ayat Kursi sebayak 1000 kali dalam sehari semalam selama 40 hari, maka demi
Allah, demi Rasul, demi alQuran yang mulia, Tuhan akan membukakan baginya
pandangan rohani, dihasilkan yang dimaksud dan diberi pengaruh kepada manusia.
(dari kitab Khawasul Qur’an)
....God Give Power for Reaching Glorious World upto Heaven, Aamiin....!
Benarkah Ketenangan Ada Pada Lisan
Umar bin Khaththab?
Tulisan kali ini adalah lanjutan dari tulisan sebelumnya yang membahas atsar
Imam Ali bahwa para sahabat Nabi mengatakan “ketenangan ada pada Lisan Umar”.
Telah kami buktikan bahwa atsar ini kedudukannya dhaif dengan keseluruhan
jalan-jalannya. Kali ini kami akan membahas matan atsar tersebut dan
membuktikan bahwa atsar tersebut keliru. Para sahabat banyak yang tidak tenang
dengan lisan Umar bin Khaththab.
Asma’ binti Umais termasuk salah seorang sahabat Nabi yang pernah marah dan
tidak tenang atas perkataan [lisan] Umar bin Khaththab sampai-sampai ia
mengadukannya kepada Nabi [shallallahu ‘alaihi wasallam]. Hal ini diriwayatkan
dalam Shahih Muslim
قال فدخلت أسماء بنت عميس وهي ممن قدم معنا على حفصة زوج النبي صلى الله عليه و
سلم زائرة وقد كانت هاجرت إلى النجاشي فيمن هاجر إليه فدخل عمر على حفصة وأسماء
عندها فقال عمر حين رأى أسماء من هذه ؟ قالت أسماء بنت عميس قال عمر الحبشية هذه ؟
البحرية هذه ؟ فقالت أسماء نعم فقال عمر سبقناكم بالهجرة فنحن أحق برسول الله صلى
الله عليه و سلم منكم فغضبت وقالت كلمة كذبت يا عمر كلا والله كنتم مع رسول الله
صلى الله عليه و سلم يطعم جائعكم ويعظ جاهلكم وكنا في دار أو في أرض البعداء
البغضاء في الحبشة وذلك في الله وفي رسوله وايم الله لا أطعم طعاما ولا أشرب شرابا
حتى أذكر ما قلت لرسول الله صلى الله عليه و سلم ونحن كنا نؤذى ونخاف وسأذكر ذلك
لرسول الله صلى الله عليه و سلم وأسأله ووالله لا أكذب ولا أزيغ ولا أريد على ذلك
قال فلما جاء النبي صلى الله عليه و سلم قالت يا نبي الله إن عمر قال كذا وكذا
فقال رسول الله صلى الله عليه و سلم ليس بأحق بي منكم وله ولأصحابه هجرة واحدة
ولكم أنتم أهل السفينة هجرتان
Asma’ binti Umais dan ia termasuk yang datang bersama kami, masuk ke rumah
Hafshah istri Nabi [shallallahu ‘alaihi wasallam] dan ia juga pernah hijrah ke
tempat Raja Najasyiy maka masuklah Umar menemui Hafshah dan Asma’ ada
disisinya. Ketika melihat Asma’, Umar berkata “siapa ini?”. Ia berkata
“Asma’binti Umais”. Umar berkata “apakah ia ikut hijrah ke Habsyah?”. Asma’
berkata “benar”. Umar berkata “kalau begitu kami lebih berhak terhadap
Rasulullah [shallallahu ‘alaihi wasallam] dari pada kalian”. Asma’ menjadi
marah dan berkata “engkau berdusta wahai Umar, demi Allah kalian bersama
Rasulullah [shallallahu ‘alaihi wasallam], Beliau memberi makan orang yang
lapar diantara kalian dan memberi nasehat pada orang yang tidak mengerti
diantara kalian sedangkan kami berada di tanah yang jauh dan penuh tantangan di
Habsyah dan itu karena Allah dan Rasul-Nya, demi Allah aku tidak akan makan dan
minum sebelum melaporkan hal ini kepada Rasulullah [shallallahu ‘alaihi
wasallam] karena kami merasa dihina dan dicemaskan. Demi Allah aku tidak
berdusta dan tidak mengada-ada, ketika Nabi [shallallahu ‘alaihi wasallam]
datang Asma’ berkata “wahai Rasulullah, Umar berkata begini dan begitu”.
Rasulullah [shallallahu ‘alaihi wasallam] berkata “ia tidaklah lebih berhak
dari kalian terhadapku, ia dan sahabatnya hijrah satu kali sedangkan kalian
ahlu safiinah hijrah dua kali” [Shahih Muslim no 2503]
Hadis diatas menunjukkan bahwa lisan [perkataan] Umar telah membuat Asma’ binti
Umais marah dan menuduhnya dusta sehingga Asma’ mengadukan perkataan Umar
kepada Rasulullah [shallallahu ‘alaihi wasallam]. Ternyata Rasulullah
[shallallahu ‘alaihi wasallam] mengingkari apa yang diucapkan Umar [radiallahu
‘anhu] dan membela Asma’ binti Umais. Hadis di atas termasuk dalil yang
menunjukkan bahwa “ketenangan ada pada lisan Umar” adalah keliru.
عن ابن عباس قال لما حضر رسول الله صلى الله عليه و سلم وفي البيت رجال فيهم عمر
ابن الخطاب فقال النبي صلى الله عليه و سلم ( هلم أكتب لكم كتابا لا تضلون بعده )
فقال عمر إن رسول الله صلى الله عليه و سلم قد غلب عليه الوجع وعندكم القرآن حسبنا
كتاب الله فاختلف أهل البيت فاختصموا فمنهم من يقول قربوا يكتب لكم رسول الله صلى
الله عليه و سلم كتابا لن تضلوا بعده ومنهم من يقول ما قال عمر فلما أكثروا اللغو
والاختلاف عند رسول الله صلى الله عليه و سلم قال رسول الله صلى الله عليه و سلم (
قوموا ) قال عبيدالله فكان ابن عباس يقول إن الرزية كل الرزية ما حال بين رسول
الله صلى الله عليه و سلم وبين أن يكتب لهم ذلك الكتاب من اختلافهم ولغطهم
Dari Ibnu Abbas yang berkata “Ketika ajal Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa
sallam sudah hampir tiba dan di dalam rumah beliau ada beberapa orang diantara
mereka adalah Umar bin Khattab. Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda
“berikan kepadaku, aku akan menuliskan untuk kalian wasiat, agar kalian tidak
sesat setelahnya”. Kemudian Umar berkata “sesungguhnya Rasulullah shalallahu ‘alaihi
wa sallam dikuasai sakitnya dan di sisi kalian ada Al-Qur’an, cukuplah untuk
kita Kitabullah” kemudian orang-orang di dalam rumah berselisih pendapat.
Sebagian dari mereka berkata, “berikan apa yang dipinta Nabi shalallahu ‘alaihi
wa sallam Agar beliau menuliskan bagi kamu sesuatu yang menghindarkan kamu dari
kesesatan”. Sebagian lainnya mengatakan sama seperti ucapan Umar. Dan ketika
keributan dan pertengkaran makin bertambah di hadapan Nabi shalallahu ‘alaihi
wa sallam, Beliau berkata “menyingkirlah kalian” Ubaidillah berkata Ibnu Abbas
selalu berkata “musibah yang sebenar-benar musibah adalah penghalangan antara
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam dan penulisan wasiat untuk mereka
disebabkan keributan dan perselisihan mereka” [Shahih Muslim no 1637]
Hadis Ibnu Abbas diatas tentang “musibah hari kamis” menunjukkan bahwa lisan
[perkataan] Umar [radiallahu ‘anhu] telah memicu keributan dan perselisihan
diantara sahabat Nabi [shallallahu ‘alaihi wasallam]. Sebagian dari sahabat
Nabi mengikuti ucapan Umar dan sebagian lain ingin memenuhi permintaan Nabi
[shallallahu ‘alaihi wasallam]. Keributan inilah yang membuat Nabi [shallallahu
‘alaihi wasallam] tidak suka dan menyebabkan terhalangnya penulisan wasiat
Rasulullah [shallallahu ‘alaihi wasallam].
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ بِشْرٍ ، حَدَّثَنَا عُبَيْدُ اللهِ بْنُ عُمَرَ ،
حَدَّثَنَا زَيْدُ بْنُ أَسْلَمَ ، عْن أَبِيهِ أَسْلَمَ ؛ أَنَّهُ حِينَ بُويِعَ
لأَبِي بَكْرٍ بَعْدَ رَسُولِ اللهِ صلى الله عليه وسلم ، كَانَ عَلِيٌّ
وَالزُّبَيْرُ يَدْخُلاَنِ عَلَى فَاطِمَةَ بِنْتِ رَسُولِ اللهِ صلى الله عليه
وسلم ، فَيُشَاوِرُونَهَا وَيَرْتَجِعُونَ فِي أَمْرِهِمْ ، فَلَمَّا بَلَغَ
ذَلِكَ عُمَرَ بْنَ الْخَطَّابِ خَرَجَ حَتَّى دَخَلَ عَلَى فَاطِمَةَ ، فَقَالَ :
يَا بِنْتَ رَسُولِ اللهِ صلى الله عليه وسلم ، وَاللهِ مَا مِنْ الْخَلْقِ أَحَدٌ
أَحَبَّ إِلَيْنَا مِنْ أَبِيك ، وَمَا مِنْ أَحَدٍ أَحَبَّ إِلَيْنَا بَعْدَ
أَبِيك مِنْك ، وَأَيْمُ اللهِ ، مَا ذَاكَ بِمَانِعِيَّ إِنَ اجْتَمَعَ هَؤُلاَءِ
النَّفَرُ عِنْدَكِ ، أَنْ آمُرَ بِهِمْ أَنْ يُحَرَّقَ عَلَيْهِمَ الْبَيْتُ
قَالَ : فَلَمَّا خَرَجَ عُمَرُ جَاؤُوهَا ، فَقَالَتْ : تَعْلَمُونَ أَنَّ عُمَرَ
قَدْ جَاءَنِي ، وَقَدْ حَلَفَ بِاللهِ لَئِنْ عُدْتُمْ لَيُحَرِّقَنَّ عَلَيْكُمَ
الْبَيْتَ ، وَأَيْمُ اللهِ ، لَيَمْضِيَنَّ لِمَا حَلَفَ عَلَيْهِ ،
فَانْصَرِفُوا رَاشِدِينَ فَرُوْا رَأْيَكُمْ ، وَلاَ تَرْجِعُوا إِلَيَّ ،
فَانْصَرَفُوا عنها ، فَلَمْ يَرْجِعُوا إِلَيْهَا ، حَتَّى بَايَعُوا لأَبِي
بَكْرٍ
Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Bisyr yang berkata telah
menceritakan kepada kami Ubaidillah bin Umar telah menceritakan kepada kami
Zaid bin Aslam dari Aslam Ayahnya yang berkata bahwasanya ketika bai’at telah
diberikan kepada Abu Bakar sepeninggal Rasulullah [shallallahu ‘alaihi
wasallam], Ali dan Zubair masuk menemui Fatimah binti Rasulullah, mereka
bermusyawarah dengannya mengenai urusan mereka. Ketika berita itu sampai kepada
Umar bin Khaththab, ia bergegas keluar menemui Fatimah dan berkata ”wahai Putri
Rasulullah [shallallahu ‘alaihi wasallam] demi Allah tidak ada seorangpun yang
lebih kami cintai daripada Ayahmu dan setelah Ayahmu tidak ada yang lebih kami
cintai dibanding dirimu tetapi demi Allah hal itu tidak akan mencegahku jika
mereka berkumpul di sisimu untuk kuperintahkan agar membakar rumah ini tempat
mereka berkumpul”. Ketika Umar pergi, mereka datang dan Fatimah berkata
“tahukah kalian bahwa Umar telah datang kepadaku dan bersumpah jika kalian
kembali ia akan membakar rumah ini tempat kalian berkumpul. Demi Allah ia akan
melakukan apa yang ia telah bersumpah atasnya jadi pergilah dengan damai,
simpan pandangan kalian dan janganlah kalian kembali menemuiku”. Maka mereka
pergi darinya dan tidak kembali menemuinya sampai mereka membaiat Abu Bakar [Al
Mushannaf Ibnu Abi Syaibah 14/567 no 38200 dengan sanad shahih]
Riwayat diatas menunjukkan lisan [perkataan] Umar [radiallahu ‘anhu] kepada
Sayyidah Fathimah [‘alaihis salaam] yang berupa ancaman membakar rumah ahlul
bait. Perkataan Umar inilah yang membuat Sayyidah Fathimah khawatir dan meminta
agar orang-orang tersebut tidak berkumpul di rumahnya. Jadi sangat tidak mungkin
kalau Ahlul Bait berkata “ketenangan ada pada lisan Umar”. Apa ada ketenangan
jika ada yang mengancam membakar rumah anda?.
أخبرني أبو بكر محمد بن أحمد المزكي بمرو حدثنا عبد الله بن روح المدايني حدثنا
يزيد بن هارون أنبأ هشام بن حسان عن محمد بن سيرين عن أبي هريرة رضى الله تعالى
عنه قال قال لي عمر يا عدو الله وعدو الإسلام خنت مال الله قال قلت لست عدو الله
ولا عدو الإسلام ولكني عدو من عاداهما ولم أخن مال الله ولكنها أثمان أبلي وسهام
اجتمعت قال فأعادها علي وأعدت عليه هذا الكلام قال فغرمني اثني عشر ألفا قال فقمت
في صلاة الغداة فقلت اللهم اغفر لأمير المؤمنين فلما كان بعد ذلك أرادني على العمل
فأبيت عليه فقال ولم وقد سأل يوسف العمل وكان خيرا منك فقلت أن يوسف نبي بن نبي بن
نبي بن نبي وأنا بن أميمة وأنا أخاف ثلاثا واثنتين قال أولا تقول خمسا قلت لا قال
فما هن قلت أخاف أن أقول بغير علم وأن أفتي بغير علم وأن يضرب ظهري وأن يشتم عرضي
وأن يؤخذ مالي بالضرب هذا حديث بإسناد صحيح على شرط الشيخين ولم يخرجاه
Telah mengabarkan kepadaku Abu Bakar Muhammad bin Ahmad Al Muzakkiy di Marwa
yang berkata telah menceritakan kepada kami ‘Abdullah bin Rawh Al Madainiy yang
berkata telah menceritakan kepada kami Yazid bin Harun yang berkata telah
memberitakan kepada kami Hisyaam bin Hasan dari Muhammad bin Sirin dari Abu
Hurairah yang berkata Umar berkata kepadaku “wahai Musuh Allah dan musuh Islam,
engkau telah mengkhianati harta Allah. Aku berkata “aku bukan Musuh Allah dan
juga bukan musuh Islam tetapi aku adalah musuh siapapun yang memusuhi keduanya,
aku pun tidak mengkhianati harta Allah. Harta itu adalah hasil penjualan
unta-untaku dan sejumlah harta yang aku kumpulkan. Ia [Umar] berkata
“kembalikanlah” dan aku mengulangi perkataan yang tadi. [Abu Hurairah] berkata
“maka ia mengambil dariku dua belas ribu [dirham]. [Abu Hurairah] berkata “maka
aku mendirikan shalat malam dan berdoa “Ya Allah, ampunilah amirul mukminin”.
Suatu ketika setelah peristiwa itu ia memintaku untuk bertugas dan aku
menolaknya. Ia [Umar] berkata “bukankah sungguh telah bertugas Yusuf dan ia
lebih baik darimu”. Aku [Abu Hurairah] berkata “Yusuf adalah Nabi anak Nabi anak
Nabi anak Nabi sedangkan aku adalah anak Umaimah dan aku takut tiga dan dua”.
Ia [Umar] berkata “kenapa tidak engkau katakan lima?”. Aku [Abu Hurairah]
berkata “tidak”. Umar berkata “apakah itu?” Aku [Abu Hurairah] berkata “aku
takut berbicara tanpa ilmu, berfatwa tanpa ilmu, punggungku dicambuk, harga
diriku dicela dan hartaku diambil dengan paksa”. Al Hakim berkata “hadis ini
sanadnya shahih sesuai dengan syarat Bukhari Muslim tetapi mereka tidak
mengeluarkannya” [Al Mustadrak Ash Shahihain juz 2 no 3327]
Riwayat di atas menunjukkan bahwa lisan [perkataan] Umar [radiallahu ‘anhu]
telah menuduh Abu Hurairah sebagai musuh Allah dan musuh Islam. Abu Hurairah
menolak pernyataan itu dan mengakui kalau harta itu adalah miliknya. Umar
menolak perkataan Abu Hurairah dan mengambil paksa hartanya. Abu Hurairah jelas
tidak menyetujui lisan dan tindakah Umar sehingga ia berdoa memintakan ampun
untuk Umar dan menolak ketika Umar memintanya bekerja kembali. Nampak dalam
alasan Abu Hurairah adalah isyarat bahwa ia tidak ingin harga dirinya dicela
dan hartanya diambil secara paksa. Apakah ada ketenangan jika ada yang menuduh
anda musuh Allah dan musuh islam bahkan menuduh anda mengkhianati harta Allah?
Riwayat-riwayat di atas menunjukkan bahwa matan atsar “ketenangan ada pada
lisan Umar” adalah mungkar karena bertentangan dengan kabar shahih. Hal ini
menjadi penguat bahwa atsar tersebut kedudukannya dhaif. Nashibi yang
mati-matian membela atsar tersebut hanya membuktikan kalau mereka ghuluw
terhadap sahabat Umar bin Khaththab [radiallahu ‘anhu]. Aneh tapi nyata, itulah
Nashibi.
....Semoga Bermanfaat n Semoga Kita Tergolong Orang - Orang yang Bejo dunia akherat, Aamiin.......!
KUCING &
KANJENG NABI …..TENTANG KUCING, TERNYATA SELAMA INI …..!
Ternyata
selama ini kita sudah di bodohi oleh mitos kedokteran
tentang kucing.. Dunia kesehatan mengatakan bahwa kucing
itu
berbahaya, mulai dari bulunya hingga air liurnya..
Hal ini dibarengi dengan politik XXI untuk
mengangkat citra Anjing..
Dan sehingga, orang yang menonton XXI akan
berpandangan
bahwa Anjing itu binatang yang sehat dan
bersahabat..
Namun, bagaimanakah fakta sebenarnya ?
Nabi Muhammad SAW memiliki
seekor kucing yang diberi nama
Mueeza. Suatu saat, di kala Nabi hendak mengambil
jubahnya,
ditemuinya Mueeza sedang terlelap tidur dengan
santai di atas
jubahnya. Tak ingin mengganggu hewan kesayangannya
itu, Nabi
pun memotong belahan lengan yang ditiduri Mueeza
dari jubahnya.
Ketika Nabi kembali ke rumah, Muezza
terbangun dan merunduk
sujud kepada majikannya. Sebagai balasan, Nabi
menyatakan kasih
sayangnya dengan mengelus lembut ke badan mungil
kucing itu
sebanyak tiga kali.
Dalam aktivitas lain, setiap kali Nabi menerima
tamu di rumahnya,
nabi selalu menggendong mueeza dan di taruh
dipahanya. Salah
satu sifat Mueeza yang Nabi sukai ialah ia selalu
mengeong ketika
mendengar adzan, dan seolah-olah suaranya terdengar
seperti
mengikuti lantunan suara adzan.
Kepada para sahabatnya, Nabi berpesan untuk
menyayangi kucing
peliharaan, layaknya menyayangi keluarga sendiri.
Hukuman bagi mereka
yang menyakiti hewan lucu ini sangatlah
serius, dalam sebuah hadist shahih Al Bukhari,
dikisahkan tentang
seorang wanita yang tidak pernah memberi makan
kucingnya, dan
tidak pula melepas kucingnya untuk mencari makan
sendiri, Nabi
Muhammad SAW pun menjelaskan bahwa hukuman bagi
wanita ini
adalah siksa neraka.
Dari Ibnu Umar ra bahwa rasulullah saw bersabda, “Seorang wanita dimasukkan kedalam
neraka karena seekor kucing yang dia ikat dan tidak diberikan makan
bahkan tidak diperkenankan makan binatang- binata ng kecil yang ada di lantai,”
(HR. Bukhari).
Nabi menekankan di beberapa hadis
bahwa kucing itu tidak najis.
Bahkan diperbolehkan untuk berwudhu menggunakan air
bekas
minum kucing karena dianggap suci.
Kenapa Rasulullah Saw yang buta baca-tulis, berani
mengatakan
bahwa kucing suci, tidak najis ? Lalu, bagaimana
Nabi mengetahui
kalau pada badan kucing tidak terdapat najis ?
Keistimewaan Kucing
Fakta Ilmiah 1 :
Pada
kulit kucing terdapat otot yang berfungsi untuk menolak telur
bakteri. Otot kucing itu juga dapat menyesuaikan
dengan sentuhan
otot manusia. Permukaan lidah kucing tertutupi oleh
berbagai
benjolan kecil yang runcing, benjolan ini bengkok
mengerucut
seperti kikir atau gergaji. Bentuk ini sangat
berguna untuk
membersihkan kulit. Ketika kucing minum, tidak ada
setetes pun
cairan yang jatuh dari lidahnya.
Sedangkan lidah kucing sendiri merupakan alat
pembersih yang paling canggih, permukaannya yang kasar bisa membuang bulu-bulu
mati dan membersihkan bulu-bulu yang tersisa di badannya.
Fakta Ilmiah 2
Telah dilakukan berbagai penelitian terhadap
kucing dan berbagai
perbedaan usia, perbedaan posisi kulit, punggung,
bagian dalam
telapak kaki, pelindung mulut, dan ekor. Pada
bagian-bagian tersebut dilakukan pengambilan sample dengan usapan.
Di samping itu, dilakukan juga penanaman kuman pada
bagian-bagian khusus.
Terus diambil juga cairan khusus yang ada pada
dinding dalam
mulut dan lidahnya.
Hasil yang didapatkan adalah :
1. Hasil yang diambil dari kulit luar tenyata
negatif berkuman,
meskipun dilakukan berulang-ulang.
2. Perbandingan yang ditanamkan kuman memberikan
hasil negatif
sekitar 80% jika dilihat dari cairan yang diambil
dari dinding mulut.
3. Cairan yang diambil dari permukaan lidah juga
memberikan hasil
negatif berkuman.
4. Sekalinya ada kuman yang ditemukan saat proses
penelitian,
kuman itu masuk kelompok kuman yang dianggap
sebagai kuman
biasa yang berkembang pada tubuh manusia dalam
jumlah yang
terbatas seperti, enterobacter, streptococcus, dan
taphylococcus.
Jumlahnya kurang dan 50 ribu pertumbuhan.
5. Tidak ditemukan kelompok kuman yang beragam.
6. Berbagai sumber yang dapat dipercaya dan hasil
penelitian
laboratorium menyimpulkan bahwa kucing tidak
memiliki kuman
dan mikroba. Liurnya bersih dan membersihkan.
Komentar Para Dokter Peneliti
- Menurut Dr. George Maqshud, ketua laboratorium di
Rumah Sakit
Hewan Baitharah, jarang sekali ditemukan adanya
kuman pada lidah kucing.
- Jika kuman itu ada, maka kucing itu akan sakit.
- Dr. Gen Gustafsirl menemukan bahwa kuman yang
paling banyak
terdapat pada anjing,
- Manusia 1/4 anjing, kucing 1/2 manusia.
- Dokter hewan di rumah sakit hewan Damaskus, Sa’id
Rafah
menegaskan bahwa kucing memiliki perangkat
pembersih yang
bemama lysozyme.
- Kucing tidak suka air karena air merupakan tempat
yang sangat
subur untuk pertumbuhan bakteri, terlebih pada
genangan air
(lumpur, genangan hujan, dll)
- Kucing juga sangat menjaga kestabilan kehangatan
tubuhnya. Ia
tidak banyak berjemur dan tidak dekat-dekat dengan
air.
- Tujuannya agar bakteri tidak berpindah kepadanya.
Inilah yang
menjadi faktor tidak adanya kuman pada tubuh
kucing.
Fakta Ilmiah 3 :
Dan hasil penelitian kedokteran dan percobaan yang
telah di lakukan di laboratorium hewan, ditemukan bahwa badan kucing bersih
secara keseluruhan. Ia lebih bersih daripada manusia.
Fakta Ilmiah Tambahan :
Zaman dahulu kucing dipakai untuk terapi.
Dengkuran kucing yang 50Hz baik buat kesehatan
selain itu mengelus kucing juga bisa menurunkan tingkat stress. Sisa makanan
kucing hukumnya suci.
Hadist Kabsyah binti Ka’b bin Malik menceritakan
bahwa Abu
Qatadah, mertua Kabsyah, masuk ke rumahnya lalu ia
menuangkan
air untuk wudhu. Pada saat itu, datang seekor
kucing yang ingin
minum. Lantas ia menuangkan air di bejana sampai
kucing itu
minum.
Kabsyah berkata, “Perhatikanlah. ” Abu Qatadah
berkata, “Apakah
kamu heran?” Ia menjawab, “Ya.” Lalu, Abu Qatadah
berkata bahwa Nabi SAW prnh bersabda, “Kucing itu tidak najis. Ia binatang yang
suka berkeliling di rumah (binatang rumahan),” (H.R At-Tirmidzi, An-Nasa’i, Abu
Dawud, dan Ibnu Majah).
Diriwayatkan dan Ali bin Al-Hasan, dan Anas yang
menceritakan
bahwa Nabi Saw pergi ke Bathhan suatu daerah di
Madinah. Lalu,
beliau berkata,“Ya Anas, tuangkan air wudhu untukku
ke dalam bejana.” Lalu, Anas menuangkan air. Ketika sudah selesai, Nabi menuju
bejana. Namun, seekor kucing datang dan menjilati bejana. Melihat itu, Nabi
berhenti sampai kucing tersebut berhenti minum lalu berwudhu.
Nabi ditanya mengenai kejadian tersebut, beliau
menjawab, “Ya
Anas, kucing termasuk perhiasan rumah tangga, ia
tidak dikotori
sesuatu, bahkan tidak ada najis.”
Diriwayatkan dari Dawud bin Shalih At-Tammar dan
ibunya yang
menerangkan bahwa budaknya memberikan Aisyah
semangkuk
bubur. Namun, ketika ia sampai di rumah Aisyah,
tenyata Aisyah
sedang shalat. Lalu, ia memberikan isyarat untuk
menaruhnya.
Sayangnya, setelah Aisyah menyelesaikan shalat, ia
lupa ada bubur.
Datanglah seekor kucing, lalu memakan sedikit bubur
tersebut.
Ketika ia melihat bubur tersebut dimakan kucing,
Aisyah lalu
membersihkan bagian yang disentuh kucing, dan
Aisyah
memakannya.
Rasulullah Saw bersabda, “Ia tidak najis. Ia
binatang yang
berkeliling.” Aisyah pernah melihat Rasulullah Saw
berwudhu dari
sisa jilatan kucing.” (H.R AlBaihaqi, Abd
Al-Razzaq, dan Al-
Daruquthni).
Hadis ini diriwayatkan Malik, Ahmad, dan imam
hadits yang lain.
Oleh karena itu, kucing adalah binatang, yang
badan, keringat, bekas dari sisa makanannya adalah suci, Liurnya bersih dan
membersihkan, serta hidupnya lebih bersih daripada
manusia.
Mungkin ini pula-lah mengapa Rasulullah SAW sangat
sayang
kepada Muezza, Kucing kesayangannya. [Sumber :
islampos]
…..By
caring pets can make us peacefully….. !