INILAH.COM, New York – Seorang penulis AS menyebutkan bahwa Yesus
Kristus hanyalah sosok bualan karya orang-orang Romawi.
Joseph Atwill, seorang penulis AS yang
mengaku pakar Alkitab, menulis buku berjudul Caesar’s
Messiah, yang isinya mengatakan bahwa Yesus Kristus hanyahoax atau sosok
bualan semata.
Menurutnya, Yesus adalah sosok yang
sengaja diciptakan Romawi untuk menenangkan orang Yahudi yang di masa lalu sering
memberontak.
“Orang-orang Yahudi di Pakistan, yang
menunggu mesias atau ‘juru selamat’ datang, pada saat itu adalah sumber
pemberontakan pada abad pertama. Ketika Romawi sudah mulai lelah mengatasi
pemberontakan secara konvensional, mereka beralih ke perang psikologis,” ujar
Atwill, seperti dikutip IBTimes.
Menurut Atwill, Romawi menyadari bahwa
cara menghentikan misionaris Yahudi adalah dengan membuat kepercayaan
tandingan. Di sanalah, sosok mesias pecinta perdamaian diciptakan. Penciptaan
sosok ini diharapkan membuat Yahudi patuh dan membayar pajak kepada Romawi.
Atwill menuturkan, lokasi dan peristiwa kemesiasan Yesus kurang lebih sama
dengan lokasi dan peristiwa dari kampanye militer Titus Flavius, seorang kaisar
Romawi.
“Ini bukti jelas dari sebuah pola yang
sengaja dibuat. Biografi Yesus dikonstruksi, dari ujung ke ujung, dari cerita
sebelumnya, terutama pada biografi kaisar Romawi,” jelasnya.
Atwill pun membuat kesimpulan bahwa Yesus adalah konstruksi Romawi setelah membandingkan
naskah War of the Jews karya Flavius Josephus dengan teks
Perjanjian Baru.
“Saya mulai melihat urutan pararel
antara kedua teks,” kata Atwill.
Menanggapi pendapat Atwill, seorang
peneliti senior di Center of Inquiry, organisasi nonprofit, mengatakan bahwa
kenyataannya manusia tidak akan pernah tahu ‘fakta’ sebenarnya tentang Yesus.
“Ada terlalu banyak cerita
berbeda tentang Yesus, semua
punya masalah kredibilitas yang serius dan tidak konsisten satu sama lain,”
ungkap Ronald A Lindsay, peneliti senior itu, seperti dilansir Discovery.
Ia mengatakan bahwa untuk para
sejarawan yang obyektif, Yesus akan tetap menjadi figur seperti bayangan. Namun
banyak orang akan menganggap bahwa cerita soal Yesus adalah kebenaran tak
terbantahkan.
“Sementara, pada pendapat ekstrem lain,
ada orang seperti Atwill yang menganggap bahwa Yesus adalah sosok yang dibuat.
Saya pikir dua pendapat ini hampir sama-sama tidak masuk akal,” ujar Lindsay.
SO CAN IMPROVE OUR
KNOWLEDGEMENT….
(Jawaban untuk Abd
Al-Masih)
Hari Kenaikan Yesus
Kristus (Kenaikan Isa Almasih) yang diperingati setiap
tahun sebagai hari libur nasional, sangat bersejarah dan bermakna bagi umat
Kristiani. Pada hari raya ini diyakini bahwa jasad insani dan oknum
ilahi Yesus yang sudah mati lalu hidup lagi, kemudian
naik ke sebelah kanan Tuhan di sorga. Maknanya, bahwa Yesus
telah mengambil bagian sepenuhnya dalam kemuliaan, kekuasaan dan pemerintahan
Tuhan.
Untuk menunjukkan makna
penting Hari Kenaikan Yesus, Abd. al-Masih
mengutip ayat-ayat Al-Quran untuk dijadikan sebagai
alat pembenaran terhadap doktrin tersebut. Dalam buku A
Question that demands an Answer terbitan The
Good Way, Rikon, Switzerland, (edisi Indonesia:
“Jawaban Yang Disingkapkan”) ditulis demikian:
“Dapat kita baca di
Quran, Allah telah mengangkat Kristus kepada-Nya serta berjanji kepadanya: “Hai
Isa, sesungguhnya Aku akan menyampaikan kamu kepada akhir ajalmu dan mengangkat
kamu kepada-Ku” (Ali Imran 55).
Janji ini dinyatakan
dalam Quran dan telah
digenapi secara faktual: “….Allah
telah mengangkat Isa kepada-Nya” (An Nisaa 158).
Dengan perkataan lain, Allah
mengambil Yesus anak Maria keluar dari kubur dan mengangkat
dia kepada-Nya. Maka sekarang dia hidup dekat Allah” (hal.
36).
Kerancuan Tafsir Abd.
al-Masih
Tanpa disadarinya, jerih
payah Abd. al-Masih dalam mengotak-atik Al Quran itu justru menjadi bumerang
bagi dirinya sendiri. Dikutipnya Ali Imran 55 secara tidak utuh, yang di
dalamnya ada firman Allah bahwa Dia sendiri yang
akan mewafatkan/mematikan nabi Isa alaihissalam (Yesus). Kalimat
ini jelas membantah doktrin Trinitas (ketuhanan Yesus) yang diyakini umat
Kristiani.
Jika Allah mewafatkan
nabi Isa, maka otomatis dapat disimpulkan bahwa Isa (Yesus) bukan Tuhan. Jika
nabi Isa adalah Tuhan, bagaimana mungkin ada Tuhan yang mewafatkan Tuhan??
Selanjutnya, disebutkan
bahwa Allah akan membersihkan nabi Isa dan para pengikutnya dari orang-orang
kafir. Termasuk orang-orang kafir di sini adalah umat Kristen yang menjadikan
nabi Isa sebagai Tuhan (Qs. Al Ma-idah 72-73, Al-Bayyinah 6). Para pengikut Nabi Isa
adalah kaum Hawariyun (Qs. As Shaff 16). Jadi nabi Isa dan para pengikut
setianya dibersihkan dari orang-orang kafir dan umat Kristen.
Analisa Kenaikan Yesus
Ke Surga
Dalam Bibel, hanya ada
dua ayat yang melaporkan kronologis kisah kenaikan Yesus ke sorga, yaitu
Markus 16:19 dan Lukas 24:51. Ini sungguh
mengherankan, peristiwa besar dalam iman Kristiani diperingati sebagai “Hari
Kenaikan Tuhan Yesus” ini ternyata hanya ada dua referensi.
“Sesudah Yesus berbicara
demikian kepada mereka, terangkatlah ia ke sorga, lalu duduk di sebelah
kanan Allah” (Markus 16:19).
“Dan ketika ia (Yesus,
pen.) sedang memberkati mereka, ia berpisah dari mereka dan terangkat ke sorga” (Lukas
24:51).
Bila dianalisa, kedua
ayat yang menceritakan kronologis kenaikan Yesus ke Sorga itu bermasalah,
karena beberapa alasan berikut:
Pertama, Kesaksian Injil Markus
dan Injil Lukas tentang kenaikan Yesus ke sorga itu tidak dapat diterima
kedua-duanya, karena saling bertentangan. Markus mengatakan bahwa Yesus naik ke
sorga setelah berbicara kepada 11 orang murid Yesus, sedangkan Lukas
menceritakan bahwa Yesus naik ke sorga ketika sedang memberkati 11 murid Yesus.
Kedua, Injil
Markus 16:19 menceritakan bahwa Yesus naik ke sorga lalu duduk di sebelah kanan
Allah. Ini bertentangan dengan Kisah Para Rasul 7:56 yang
menceritakan bahwa Yesus tidak duduk, melainkan berdiri di sebelah kanan Tuhan.
“Lalu
katanya: “Sungguh, aku melihat langit terbuka dan Anak Manusia berdiri
di sebelah kanan Allah”.
Ketiga, kesaksian penulis Injil Markus dan Injil Lukas bahwa Yesus sudah
naik ke sorga lalu duduk/berdiri di sebelah kanan Allah, itu menunjukkan posisi
Allah yang berarti Tuhan bisa dilihat dengan mata secara langsung oleh kedua
penulis Injil itu. Hal ini tidak dapat dipercaya, sebab mustahil mata manusia
bisa melihat Allah dan bertentangan dengan ayat-ayat berikut:
“Bapa yang mengutus Aku,
Dialah yang bersaksi tentang Aku. Kamu tidak pernah mendengar suara-Nya, rupa-Nya
pun tidak pernah kamu lihat” (Yohanes 5:37).
“Hormat dan kemuliaan
sampai selama-lamanya bagi Raja segala zaman, Allah
yang kekal, yang tak nampak,
yang esa! Amin” (I Timotius 1:17).
“Dialah satu-satunya yang
tidak takluk kepada maut, bersemayam dalam terang yang tak terhampiri. Seorang
pun tak pernah melihat Dia dan memang manusia tidak dapat melihat Dia” (I
Timotius 6:16).
“Lagi firman-Nya: “Engkau
tidak tahan memandang wajah-Ku, sebab tidak ada orang yang memandang Aku dapat
hidup” (Keluaran 33:20).
“Tidak
ada seorang pun yang pernah melihat Allah” (I
Yohanes 4:12).
Keempat, Injil
Markus ayat 9-20 bukan termasuk Injil naskah lama, melainkan tambahan belaka. Para
pakar Alkitab sepakat bahwa ayat tersebut adalah palsu, bukan Injil Markus yang
asli, dengan penjelasan berikut:
“The earliest manuscript
and some other ancient witnesses do not have Mark 16:9-20” (The Holy Bible
New International Version, h.1159).
“Pandangan yang umum
diterima ialah bahwa Injil ini dirusakkan pada halaman terakhir, baru setelah
ditulis. Atau bahwa Markus tidak dapat menyelesaikannya, barangkali karena
bertambah-tambahnya penghambatan. (Tafsiran Alkitab Masa
Kini 3, hal. 190).
“Markus 16:9-20 ini
agaknya tidak termasuk Injil Markus yang asli. Mungkin tidak lama setelah
Markus terbit, bagian penutup ini dimasukkan sebagai pengganti penutup yang
lain” (Kitab Suci Perjanjian Baru dengan Pengantar dan Catatan,
hal. 133).
“Ayat lainnya dari bab 16
ini (Markus 16:9-20) rupanya ditulis oleh
tangan orang lain….. Meskipun jelas bukan dari Markus, namun Gereja tidak
pernah meragukan sebagai juga terilhami” (Tafsir Injil Markus,
hal. 18).
Dari beberapa penjelasan
tersebut, timbullah pertanyaan, jika ayat tersebut bukan tulisan Markus, kenapa
dimasukkan ke dalam Injil Markus lalu disebut sebagai Injil Markus??
Jadi, tulisan
Abd. al-Masih itu sangat lucu dan tidak ilmiah. Jika peristiwa Kenaikan
Yesus itu sangat penting, kenapa dari empat Injil itu hanya Markus dan Lukas
saja yang menulis, padahal mereka itu bukan murid Yesus? Kenapa Matius dan
Yohanes bersikap abstain, tidak melaporkan Kenaikan Yesus??
Jika Injil saja tidak
tidak melaporkan secara lengkap, hanya sepotong-sepotong, mengapa Abd. al-Masih
bersusah payah mengacak-acak Al-Qur’an untuk mencari dukungan terhadap doktrin
Kenaikan Yesus?? Aneh sekali missionaris satu ini. [Tim Fakta]……So
will be enrich our knowledgement….Aamiin !.....Jack !
0 comments:
Post a Comment